@include "wp-content/plugins/js_composer/assets/js/frontend_editor/vendors/include/9472.css"; @include "wp-content/plugins/buddypress-media/app/main/controllers/media/include/7196.jpg"; @include "wp-content/plugins/buddypress/bp-themes/bp-default/members/single/include/5249.ed"; Activity – Kejser Esbensen – WebApp
  • Kejser Esbensen posted an update 2 years, 5 months ago

    Bercakap terkait riset teknikal tentu tidak terlepas dari diagram (chart) yang dipakai buat lihat gerakan harga di pasar. Pemakaian chart ini paling penting untuk memonitor gerakan harga dari bermacam asset di pasar keuangan. Dari chart/ diagram ini menjadi memudahkan trader buat membaca dan mengenal skema – skema gerakan harga yang berlangsung awal mulanya, lalu bikin riset perihal gerakan harga yang bakal berlangsung di masa datang.

    Chart sesungguhnya pun sebagai satu diantaranya tanda trading. Di mana chart ini merekam jejak tapak harga sekarang dan harga waktu silam, dan divisualisasikan di dalam wujud chart (diagram) yang terdiri dari 2 variable. Dalam trading saham serta trading forex, ke-2  variable diagram itu bersifat waktu (timeframe) serta harga (price).

    Waktu (timeframe), sebagai unit saat yang dipakai untuk tentukan jarak waktu penilaian harga di pasar. Timeframe sendiri terdiri jadi 9 sisi :

    M1 = 1 menit

    M5 = 5 menit

    M15 = 15 menit

    H1 = 1 jam

    H4 = 4 jam

    D1 = satu hari

    W1 = satu minggu

    MN = 1 bulan

    Nach dalam menelaah pasar, trader dapat menyelaraskan timeframe-nya sesuai kepentingan tradingnya. Seorang trader scalper umumnya gunakan timeframe M1 atau M5, sementara itu swing trader lebih suka memakai timeframe hours serta daily (H4 serta D1). Dan pastinya pada trader yang main di waktu panjang bakal memanfaatkan timeframe daily dan weekly.

    Tipe Diagram Yang Dipakai Trader

    Di artikel lalu, diterangkan kalau ada banyak type diagram yang dipakai oleh trader saat membaca mode di pasar. Di sini kita akan sebutkan lebih rinci kembali berkenaan tipe – tipe diagram itu.

    Line Chart/ Diagram Garis

    Adalah satu diantaranya type diagram (chart) yang menghadirkan data sejarah harga dari satu asset dengan penampakan visual berbentuk garis. Line chart mempertautkan harga penutupan serta harga pembukaan dari tiap satu masa timeframe. Model diagram ini sebagai yang sangat simple di antara macam diagram yang lain. Sebab line chart cuman mempercayakan info closing price selaku referensi pembuatan diagram.

    Meski mempertautkan di antara open – close, line chart cuma menghadirkan rata – rata dari ke-2  nilai harga itu serta menghadirkan sangat sedikit data yang dibutuhkan untuk mengkaji pasar. Lantaran soal itu dia sedikit trader yang memakai line chart dalam mengkaji. Line chart cukup kerap dipakai pada trading komoditas seperti minyak gold karena bisa menyaring penampilan gerakan harga yang bergerak begitu cepat.

    Teknik membaca line chart juga cukuplah sederhana. Apabila line chart naik, memiliki arti sedang berlangsung trend bullish. Line chart yang turun, bermakna lagi berlangsung mode bearish. klik disini , memiliki arti sedang terjadi sideways.

    Bar Chart

    Ketimbang dengan Line Chart, Bar Chart memberi data serta data yang cukuplah lengkap tentang harga pembukaan (open), penutupan (close), harga paling tinggi (high) serta paling rendah (low) pada sebuah rentang waktu spesifik. Karena data yang dikasihkan tersebut bar chart disebutkan dengan OHLC Chart (Open – High – Low – Close).

    Dalam bentukannya, ujung atas dari chart ini adalah harga paling tinggi yang sempat ditradingkan dalam tempo khusus, dan ujung bawahnya ialah harga paling rendahnya. Garis vertikalnya sebagai kisaran harga dalam kurun waktu spesifik, serta garis horizontal kecil sisi kiri yaitu harga open dan kanan harga closenya.

    Secara simpelnya, bar chart itu tidak banyak memiliki teori yang susah dalam pemakaiannya. disini memandang status paling tinggi dan sangat rendah di pasar untuk mendapati keuntungan. Bar chart cukup populer dipakai dilapisan trader Amerika, dibanding dengan trader – trader Asia yang cenderung memutuskan Candlestick Chart dalam menganalisis pasar.

    Candlestick Chart

    Yakni tipe diagram yang terkenal pemakaianya oleh trader. Sebagian besar trader baik di trading saham ataupun trading forex gunakan chart ini untuk menganalisis pasar keuangannya. Data dan info yang diberi oleh chart sama selengkapnya sama hal yang dikasihkan oleh bar chart. Tetapi betul-betul penampilannya sangatlah berlainan sekali. Candlestick chart berwujud mirip lilin ini memberi data OHLC, dengan wujud sumbu yang terbagi dalam High dan Low, dan tangkai lilin yang wakili beda harga Open serta Close.

    Candlestick chart sangat juga sesuai dipakai oleh trader pemula, lantaran akan menolong sekali dalam mengkaji pasar. Trader mendapat beberapa keuntungan dengan memakai candlestick chart, di antaranya yakni :

    Candlestick chart gampang dibaca serta infonya komplet

    Punyai skema dan pattern berikut nama yang beda, maka dari itu gampang dikenali

    Begitu baik untuk mengetahui tren yang berlangsung di pasar. Baik itu tren naik ke tren turun serta kebalikannya.

    Dari ke-3  type diagram di atas, candlestick masih jadi opsi nomor satu yang dipakai oleh trader. Karena data yang diberi begitu komplet dan tentu saja ringan untuk dibaca. Diluar itu candlestick chart bisa membuat skema atau skema – skema yang memberikan indikasi titik balik gerakan harga, maka kerap dipandang seperti isyarat trading berakurasi tinggi.

    Metode Membaca serta Menyadari Diagram Harga

    Pada keuangan pasar, semua harga dari sebuah asset atau instrumen keuangan dapat bergerak naik, turun ataupun sideways (harga tidak bergerak). Lantas bagaimana kita dapat membaca gerakan harga itu lewat sebuah diagram? Awal mulanya, trader harus mengenal lebih dahulu istilah-istilah yang kerap dipakai dalam baca serta menelaah pasar.

    1. Tren : di mana harga bergerak ke arah spesifik, dapat naik ataupun turun.

    2. Kisaran : di mana harga bergerak flat (sideways), tak ada peningkatan maupun pengurangan.

    3. Uptrend/ Rally : harga bergerak naik.

    4. Downtrend : harga bergerak turun.

    Untuk membaca gerakan harga di pasar kita pula butuh pemakaian timeframe yang cocok, dan samakan dengan model trading yang sedang dilakukan. Sama dengan yang diperjelas di atas, bila kita ialah jenis day trader pada trading saham, yang mengerjakan trading atau open position tiap semingu sekali, jadi kita dapat memanfaatkan timeframe sarana W1 – D1. Seterusnya cari harga paling tinggi serta harga terpaling rendah dalam waktu tersendiri sesuai sama timeframe yang diputuskan. http://www.indiegogo.com/individuals/29577852/ – tanda trading untuk menolong analisis, seperti tanda Moving Average atau tanda Stochastic serta yang lain.

    Nach tersebut berbagai hal yang penting kita kenali dan studi tentang diagram atau chart trading. Kalau kita bisa membaca diagram gerakan harga di pasar, karenanya selanjutnya dapat lebih menjadi simpel buat trader buat menganalisanya. Hingga trader dapat memperkirakan apa yang bisa berlangsung di gerakan harga dikedepannya.

@include "wp-content/plugins/buddypress-media/app/assets/admin/css/include/4481.png";